Sabtu, 05 Desember 2015

Gejala Biotik dan Abiotik

a. Gejala Biotik
Biotic berarti makhluk hidup. Komponen-komponen biotic terdiri atas berbagai jenis makhluk hidup yaitu mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, invertebrate (hewan tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang) termasuk manusia. Setiap komponen biotic memiliki cara hidup sendiri  yang akan menentukan interaksinya dengan komponen biotic dan komponen abiotik lainnya.
Organism bisa berkompetisi dengan suatu individu untuk mendapatkan makanan dan mempertahankan hidupnya. Misalnya, seperti  pada jarring-jaring makanan, tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk memperoleh makanan, herbivore memakan tumbuhan, karnivor memakan herbivor dan mikroorganisme menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan untuk memperoleh energy. Beberapa jenis herbivore  seperti sapi, kambing dan rusa akan berkompetisi untuk memperoleh makanannya yang berupa tumbuhan hijau.
 -Heterotrof / Konsumen. Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
  1. Pengurai / dekomposer. Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
  • aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
  • anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
  • fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
Contoh Gejala Alam Biotik
  1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
  2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
 b. Gejala Abiotik  
Abiotik artinya bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Benda-benda mati (makhluk tak hidup) tersebut mempunyai pengaruh pada kehidupan makhluk hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan abiotik. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, air, cahaya, kelembapan, udara, garam-garam mineral dan tanah. Komponen ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi sehingga mempengaruhi sifat satu sama lain.
a.       Suhu 
     Suhu atau tenperatur adalah derajat energy panas. Sumber utama energy adalah radiasi matahari. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organism karena sangat menentukan aktivitas enzim di dalam tubuh organism. Peningkatan suhu tubuh pada rentang kisaran toleransi organism akan menyebabkan kenaikan aktivitas enzim dalam membantu reaksi metabolism.  Sel bisa pecah bila air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu dibawah 0o C, dan ptotein pada sebagian besar organism akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45oC.  Selain itu, sejumlah organism dapat mempertahankan suatu metabolism yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi memungkinkan beberapa organism hidup di luar kisaran suhu tersebut. Suhu internal suatu organism sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkungannya, dan sebagian besar organism tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat di atas atau di bawah suhu lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk endotermis, mamalia dan burung merupakan pengecualian utama, tetapi fungsi-fungsi endotermis sekalipun akan bekerja paling baik di dalam kisaran suhu lingkungan tertentu yang bervariasi menurut spesies.  
b.      Cahaya
    Cahaya merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri atas beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan makhluk hidup. Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (dari matahari dan sumber lain) untuk proses fotosintesis. Matahari memberikan energy yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya tumbuhan dan organism fotosintetik lain yang menggunakan sumber energy ini secara langsung. Intensitas cahaya bukan merupakan factor terpenting yang membatasi pertumbuhan tumbuhan di lingkungan darat, tetapi penaungan kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari dibawah kanopi tersebut menjadi sangat ketat. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organism fotosintetik. Setiap meter kedalaman air secara selektif menyerap  45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru yang melauinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotosintesis dalam lingkunga akuatik terjadi relative di dekat permukaan air. Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan yang sensitive terhadap fotoperiode, yaitu panjang panjang ralatif siang dan malam hari. Fotoperiode merupakan suatu indicator yang dapat memberikan pentunjuk mengenai kejadian musiman, seperti perbungaan atau perpindahan (migrasi). 
c.       Air 
    Air merupakan sumber utama kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan bisa hidup. lebih dari 70% permukaan bumi terdiri atas air, namun dari sekian besar volume air air yang terdapat di bumi, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan (air segar). Air terdiri dari molekul-molekul H2O. air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Bentuk padat misalnya es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air. 
d.      Tanah
     Tanah merupakan tubuh alam yang berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk hidup dengan segala aktivitasnya. Selain sebagai tempat tinggal makhluk hidup, tanah juga menyediakan unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan tumbuhan seperti unsur hara, bahan organik,serta air yang terdapat di dalam tanah. Tanah berasal dari pelapukan batuan padat. Air yang merembes ke dalam celah batu dan membeku selama musim dingin akan meretakkan batu tersebut, dan asam yang terlarut dalam air tersebut juga membantu memecahkan batu. Begitu memasuki batu, organisme-organisme akan mempercepat perombakan. Lichenes, fungi, bakteri, lumut, dan akar tumbuhan semuanya mensekresi asam, dan perluasan akar yang tumbuh dalam celah batu akan memecahkan batu dan kerikil. Hasil akhir dari semua aktivitas ini adalah top soil (bunga tanah), suatu campuran partikel yang diperoleh dari batu, organisme hidup, dan humus, suatu residu bahan organik yang dibusukkan secara bertahap.Tanah memiliki sifat, tekstur dan kandungan garam mineral tertentu. Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan.  Pada aliran sungai, komposisi tanah dapat mempengaruhi factor kimiawi air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem tersebut. Pada lingkungan laut, struktur substrat dan zona pasang-surut dan pada dasar laut manentukan jenis organism yang dapat menempel dan meliang dalam habitat seperti itu. Bagi tumbuhan Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karenanya merupakan media bagi tumbuhan yang tumbuh di atasnya, sebagai sumber nutrisi dan tempat melekatkan diri dengan akarnya. 
e.       Kelembapan 
     Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di tanah dan udara. Kelemabapan udara berarti kandunga uap air di udara, sedangkan kelembapan tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan makhluk hidup berbeda-beda. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab, sedangkan kadal gurun pasir memerlukan habitat sebaliknya.
f.        Garam-garam mineral 
      Garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan ion natrium dan klorida menentukan tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam mineral (unsure hara) dan air dari tanah untuk proses fotosintesis. Pengaruh garam mineral yang terdapat di lingkungan bagi makhluk hidup, pada umumnya bersifat fisologis melalui berbagai fungsinya sebagai unsure hara (nutrient yang terkandung dalam makanannya. Garam-garam tertentu diperlukan dalam jumlah besar (makronutrien) dan juga dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Kurang atau tidak tersedianya suatu unsure dan senyawa penting dalam lingkungan, adakalanya kan tampak dari komposisi kimia atau penampilan tubuh, bagian tubuh dan produk-produk yang dihasilkan makhluk hidup. Pada hewan, misalnya kurangny zat kapur disuatu tempat dapat mengakibatkan jenis-jenis mollusca yang hidup di temapt itu bercangkang tipis, namun tipisnya cangkang tidak selalu disebabkan oleh kurangnya zat kapur semata. Pada tumbuhan, misalnya kekurangan  klor (Cl) akan mengakibatkan Layu pada ujung daun,klorosis dan nekrosis, akar memendek dan buah berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar